Buku No U Turn

 Jangan sampai berhenti punya mimpi, karna mimpi itu awal dari keberhasilan.

Bahkan juga, bekas Rektor Kampus Tarumanagara Prof. Ir Roesdiman Soegiarso, M. sc. Ph. d, menyebutkan kalau pada umumnya hidup itu diawali dari mimpi.

Baca juga: Biaya Kuliah UMY - Biaya UKT UMY

" Bila tidak miliki mimpi, lantas apa yang menginginkan diraih dalam kehidupan, " tegasnya.

Dia menyebutkan hal tersebut pada acara peluncuran buku NO U-TURN serta perayaan Ulang Tahun ke-70, Sabtu (6/5/20107).

Tetapi, tutur Roesdiman, mimpi saja kurang, karna untuk berhasil mesti lakukan dua hal yang lain, yaitu determinas (dorongan kuat) serta tidak mudah menyerah (never give up). Determinasi serta semangat tidak mudah menyerah juga akan singkirkan serta menaklukkan semuanya tantangan serta halangan.

" Tiga unsur ini saya alami dalam kehidupan. Saya geser negara 2 x serta geser tempat tinggal sejumlah 17 kali, " katanya.

Oleh karenanya, Roesdiman meluncurkan buku tentang perjalanan hidup dengan judul NO U-TURN untuk jadi renungan serta evaluasi dengan. No U Turn, sambungnya, maknanya jalan tidak dapat balik ke belakang. Menggunakan kaca spion bisa saja untuk lihat ke belakang, namun tidak dapat mundur.

Dia menyebutkan mimpi tidak dilarang, bisa selalu punya mimpi. Tetapi, dia menyebutkan tidak sempat punya mimpi menulis buku di Amerika Serikat serta punya mimpi jadi Rektor Untar. " Tapi itu berlangsung. "

Dia berpesan pada generasi muda supaya tidak menyetop mimpi karna beragam argumen. Mahasiswa, sambungnya, harus juga selalu lihat kesempatan serta tantangan, dan selalu punya mimpi.

Untuk beberapa generasi muda serta mahasiswa mimpi janganlah cuma disampaikan, terlebih di dalam desakan yang datang dari arah kanan serta arah kiri.

" Senantiasa ingat mimpi serta katakan I have my own determination, hingga benar-benar dipercaya. Waktu mengetakan I determine badan juga akan mengelurkan enzim memberi kemampuan mengagumkan, " tegas Roesdiman.


Baca juga: Biaya Kuliah UIN MALANG - Biaya UKT UIN MALANG

Menurut dia, mahasiswa Indonesia belum juga dapat berkompetisi di kancah dunia bukanlah karna mereka bodoh, namun karna mental tidak siap.

" Bila tidak siap mental yang bangkrut negara. "

Roesdiman juga melukiskan begitu teman dekat serta keluarga miliki kemampuan besar dalam berhasil hidupnya. " Ketika memerlukan pertolongan teman dekat yang datang, bukanlah rekan atau kolega. Mari kita bina persahabatan serta kedekatan dengan keluarnya, " tegasnya.

Comments

Popular posts from this blog

Daftar Gugatan ke MK, Sandi Sebut Ini Langkah Konstitusional

PAN Tegaskan Tidak Pernah Minta Kursi Pimpinan Parlemen ke Jokowi

UG skorsing mahasiswa pembully Farhan